Saksi Ahli Bicara, Jaksa Urip "Skak Mat"

Terdakwa kasus dugaan suap jaksa Kejaksaan Agung terkait kasus penyelidikan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, Urip Tri Gunawan, tak bisa lagi menepis kesaksian Ahli Akustik dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Joko Sarwono.

Hasil analisa ahli tersebut membuktikan suara percakapan telepon dan video pemeriksaan Urip, lebih dari 90 persen merupakan suara asli jaksa asal Klungkung Bali itu.

Namun begitu, toh Urip masih sempat mempertanyakan kebenaran analisa ahli tersebut. Menurut dia, 15 kata yang dijadikan sampel tidak pernah dia ucapkan baik dalam percakapan dengan Artalyta maupun saat pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

15 kata itu antara lain 'Ya', 'Saya', 'Singapore', 'Pak', dan 'Temen'." Ke-15 kata itu tidak ada di BAP dan transkrip percakapan. "Singapore tidak tidak ada. Saya enggak nyebut. Itu Artalyta yang ngomong. Saya meragukan sampel yang Saudara analisa. Itu suara Artalyta!" kata Urip dengan nada tinggi saat mendapat giliran bertanya ke saksi di tengah ruang persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (7/8).

Menanggapi pernyataan tersebut, Joko meminta majelis hakim untuk memperdengarkan suara percakapan telepon Urip yang menyebutkan kata 'Ya' dan 'Singapore'. Oleh majelis hakim, permohonan tersebut dikabulkan dan rekaman percakapan yang terjadi pada 8 Januari 2008 antara Urip dan Artalyta Suryani itu pun diputar.

Artalyta Suryani (AS): Halo...

Urip (U): Halo... Selamat siang.

AS: Bisa... Ya

U: Oh, Ya... Ini ada info. Ada surat perintah untuk memanggil beliaunya yang laki-laki itu. Ya... Ada agenda untuk formal tanggal 12 (Januari 2008.red) Kamis depan.

AS: Waduhhh...

U: Nanti gini aja. Nanti pengacaranya tho, bikin surat saja, dalam keadaan sakit atau di Singapore. Gitu aja.

Seusai pemutaran itu, Ketua Majelis Hakim Teguh Hariyanto mengajukan pertanyaan kepada Urip. "Bagaimana saudara terdakwa? Tadi ada kata 'Ya' dan 'Singapore'? Atau kita putar rekaman lain?" ujar hakim berkumis tebal itu.

Merasa tak bisa lagi berkutik, Urip menjawab, "Saya kira benar Yang Mulia. Cukup," tuturnya pasrah.

Sumber: Kompas, 7 Agustus 2008

No comments:

Post a Comment